Sabtu, 09 Juni 2012

MENGENAI NAMA-NAMA POHON JATI ( 1 DARI 3 )


Dalam “Naskah Kuningan” ada hal yang menarik, dimana dalam naskah ini diungkapkan adanya 179 nama dari pohon jati beserta bagian-bagiannya. Semua nama-nama tersebut berawal dengan huruf ‘J‘. Beberapa nama kami temukan terjemahannya, namun banyak pula nama-nama yang kami tinggalkan sesuai dengan aslinya..Kemudian dikatakan dalam naskah ini “hal mana yang juga menjadi ibarat dari perkara-perkara yang luhur”. Saya tidak menangkap mengapa dikatakan “menjadi ibarat dari perkara-perkara yang luhur”. Barangkali ada pembaca yang bisa membantu.

Perihal pohon Jati – I  (1 – 59).
(pupuh I.09 – I.17)
Dikisahkan putri Aci Bedaya yang mengikuti ayahandanya, Dampu Awang, ke Champa sang putri berguru kepada Syekh Mustakim (Maulana Ibrahim Asmarakandi) kepada siapa dia belajar mengenai ilmu yang sempurna, yaitu agama Islam. Pada suatu kesempatan Putri Aci Bedaya bertanya kepada gurunya: “Rama Pendita, pohon apakah gerangan yang mengayomi kita ini, yang demikian tinggi dan besarnya?”. Dijawab oleh sang pendita : “Akan kuterangkan mengenai kekayuan dari pohon yang sangat besar ini. Hal mana yang juga menjadi ibarat dari perkara-perkara yang luhur, dan kelak di kemudian hari Depok Jati akan menjadi tempatmu bernaung bersama anak cucumu, oleh karena itu ketahuilah seluk beluk mengenai pohon ini.”

            “Pohonnya bernama Jati, daunnya [godong] disebut Jalebar, Jalekor adalah nama akarnya [oyod], Jalaprang nama ranting-rantingnya [epang], Jalemit nama bunganya [kembang], Jaleka nama kulitnya [kulit], Janggeleng nama buahnya [ewoh], kelopak bunganya [angkup] bernama Jaratan, Jaleting itu nama bijihnya [wijil], sedangkan daun mudanya [pupus] bernama Japamantera. Jabung adalah nama lubang [gowok] pada kayu jati, yang terlentang [melumah] namanya Jangkola, Jambul adalah nama benalunya [kamandi], Jarat adalah goyangannya [riringga], Jalak itu Jati yang bagus [prigel], daun keringnya [kuliyang] disebut Jamaras, Jaluk itu jati yang bengkok [bengkul], Jahinten itu jati yang terbaik [mustika], Jamara itu namanya rekahan [genter] di kayu jati, Japara itu jati yang lekang [rengka]. Jamini adalah getah [pulung] kayu jati, mahkota [tapuk] buah dinamakan Jatera, Jaruju nama tunasnya [sugul], Jaregjeg nama akar tunjangnya [sulur], Jampurut itu jati yang kering, Jangan jati yang rimbun [angrambak], Jarak jati yang berbau [ambu], Jarung yang berlubang di ranting [bolonge ananging epang], Jemban nama lubang yang digenangi air [gowake kang isi wari], Jambang lubang yang ada di permukaan [gowak kang lumah]. Jamak nama akarnya yang runcing [oyode kang lancip], Jangka itu jati yang bergores [surat], Japati jati yang berwarna kuning [jene], Jambak itu jati yang bertanduk [sungu], Jalawe itu jati yang putih, Jalerit itu jati kembang, Jarot jati pikulan [sangluk], Jaka itu jati yang retak [acera], Jarum itu nama jati yang wangi, Jatu jati yang rebah. Jasil nama tonggak [tunggaking] jati, Jawa itu jati anjalalani, Jawawut itu jati yang mengkerut [marongkol], Jawoh itu jati yang rindang [atub], Jali itu tunas [semi] pohon jati, Jalut jati itu namanya jati buntung, Jalonggong jati yang berwarna kemerah-merahan [bangbang], Jampe itu jati yang dipakai untuk candi, Jaja jati yang berkembang biak [manak]. Jaga itu pohon jati yang tinggi dan besar [ageng inggil], Jaya itu jati yang tumbuh menyendiri [nunggelang], Jayeng jati yang tumbuh miring [doyong], pohon Jati yang sakit [gering] itu Jungkut, Jago jati sarana hidup [sarana urip], Jaba itu adalah bahan, Jatha jati yang dibuat lesung, Janget jati yang dibakar [binakar], Jaran itu jati yang diberi nama [kang den paparabi], Jalan itu pohon jati yang lebat daunnya [ngamprak]”.

MENGENAI NAMA-NAMA POHON JATI ( 2 DARI 3 )


Perihal pohon Jati  (ke 60 – 119)
(pupuh V.10 – V.16) 
            Sari Kabunan menyampaikan hormatnya, serta berterima kasih dan mohon berkah safa’at dari Maulana. Kemudian sang putri berkata: “Mengenai pohon yang meneduhi hamba, pohon yang tinggi besar dan rindang ini, pohon apakah gerangan namanya. Pohon ini sangat rindang dan teratur dedaunannya melindungi dari panasnya matahari.”  Pandita Idophi berkata: “Itu adalah isyarat bagimu, bahwa kelak yang akan menjadi tempat tinggalmu beserta anak cucumu adalah di depok Jati.
Jabaranta itu nama buah jati [ewohe], Jampana yang dipakai untuk tangga [titihan], Jangkrik yang dipakai untuk mengikis [kekerok], Jaler yang dipakai untuk sumpit [tulup], Jabrug itu tatalnya jati, Janggol-jati  itu jati yang dipenggal-penggal [kethokan], Janggal itu yang dipangkas [anutuh], Jagat itu kayu papan lantai kandang kuda atau jembatan atau langit-langit [tataban], Jamang itu yang dibuat pintu depan/pintu gerbang [lawang-kori], Jahil yang dipakai untuk tombak. Jambu itu jati yang dipakai untuk bidai, tutup, kerai [aling-aling], Jambelang itu jati yang dipakai untuk pamidangan, Jarem jati yang berganti baru [ingadeni], Jangkep jati yang dikubur [kinubur], Jambatan jati yang dipakai untuk tumpuan kaki [ancik-ancik], Janrem jati yang dicocokan di tanah [ceblokan], Jampel jati tutup, Jahib yang dipakai untuk panggal (permainan gasing), Janggal itu nama dari atap genting papan [sirap] jati, Jabel yang dipakai untuk sangkutan tombak [babangkol watang]. Jaletak itu serat jati [galit], Jaketra yang dipakai untuk pasak [pakunan], Jampar itu jati yang dipakai untuk bale, Jalun jati yang dipakai untuk merubah warna [pangluntur], Jaluwa jati yang dipakai untuk batu nisan [kikijing], Jatur jati yang dipakai untuk pagar tempat memelihara kijang [krapyak], Jaman jati yang dipakai untuk bangku [jati bangku], Jandela jati yang dipakai untuk jendela [tangkeban], Jangkung yang dipakai untuk tiang di perahu kecil [konthing], Jamu jati yang dipakai untuk obat [jati tatamban].  Yang dipakai untuk obat [den enggo tamba] jati Jajaring, Janturi itu jati yang dipakai untuk bagian atap [sunan], Jamban yang dipakai untuk tiang [panjer], Jalagra jati busuk, Jalure jati pegangan canting [garan canthing], Jangkerak jati bubuk [bubukan], Jahu jati remuk, Janapriga jati yang dipakai untuk galangan [jati galang], jati yang dipakai untuk menimba air [senggot] itu nama Jangkelit, Jangkelik yang dipakai untuk pengapit [pamipitan]. Jaburan alat yang dipergunakan tukang besi [centong pangirid besi], Janggit itu jati penggilingan, Jajambal jati yang dipakai untuk mengorek [kokodek], Jalan yang dipakai untuk pegangan sendok [garan irus], Jamal itu tongkat [teken] jati, Jalentik jati yang dipakai untuk tiang [epal], Jahe boneka kayu [golek kayu], Jangkelek jati hangus [tutung], Janggutur iku jati yang terendam di air [kelem ing wari], Jathis jati yang terbuang [kabuwang]. J]thus jati yang tidak dapat dimanfaatkan [tanpa guna gati], Janur itu jati yang bercahaya [acahya], Jangur jati yang dipakai untuk saka besar [aka gede] Jajahan jati dayung, yang dipakai untuk penunjang yang rusak [andar pana] disebut jati Jamparing, Jaramba jati yang dipakai untuk dudulang, Jamas jati yang dipakai untuk kursi kayu [korsi kayu], Jakja jati yang dipakai untuk batang tombak [jejering tumbak], Jangkar yang dipakai untuk patok penambat kapal [panancang palwa], Jamin jati yang dipakai untuk alas kaki [gamparan].

MENGENAI NAMA-NAMA POHON JATI ( 3 DARI 3 )


Perihal Pohon Jati (ke120 – 179)
(pupuh XII.25 – XIII.08)

Kita kesampingkan dulu kisah diatas, sekarang kita ikuti kisah perjalanan sang Anom yang sudah tiba di hadapan Datuk Bahrul yang tengah duduk dengan diayomi oleh dedaunan pohon Jati yang besar. Menyampaikan apa yang dipikirkannya, Syarif Hidayatullah bertanya: “Rama guru mengenai pohon yang mengayomi dengan rimbun ini, serta dedaunannya yang tertata di angkasa memayungi menutup sinar matahari, apakah gerangan maknanya”.
Datuk Bahrul berkata: “Anakku ketahuilah bahwa itulah yang dinamakan pohon Jati, banyak yang dapat diceritakan mengenai pohon ini. Jalibud itu jati yang dipakai untuk mengalasi tanah [lalampak siti], Jalaja itu jati penopang [jati ancak], Janglar itu adalah dedaunan [kikitiran] jati, Jarat akarnya yang lembut [oyod kang lembut], Jampang itu bongkahnya [bungkahing] jati, Jamin jati yang dipakai untuk perahu [palwa], Janggung pohon jati yang tinggi [duwur], Jamperok jati yang rimbun [ngarampayak], Jati pamor itu namanya Jamaluddin,  Jambiku jati yang dipangkas [pugag]. Jariyah itu jati yang dipakai untuk tempat duduk raja [palinggih aji], Jarnang itu jati berwarna merah [uleh abang merah], Janat jati pemikat [apelet], Jangkel jati penyu, Jarajaban jati yang unggul [yoni], Jamrik jati yang ganda, Jawat jati yang dipakai untuk kasau/bengkarak [usuk], Jawata jati yang dipakai untuk pemujaan [pamujaan], Jarogjog jati yang bergelombang rata [andhan-andhan maranti], Jabal pohon jati yang berdiameter besar sekali [manganggang]. Jaware jati untuk pemukul muka [panggeplok surya], Jana-jana itu jati yang dipakai untuk nisan [mesan], Jamiril yang dipakai untuk pagar tembok [kacapuri], Jalangkas itu kuntumnya [cungkub], Jandari yang dipakai untuk tukul/gandin [gaganden] jati, Jamari yang dipakai untuk gantungan [pagantungan], Jalaji nama pucuknya, Jamurang yang dipergunakan untuk membuat jembatan [kreteg marga], Jalajabul itu tunggul jati bertunas [tunggak semi], Jamling jati yang dipakai untuk membuat kentongan [kokol pangundang]. Jalabungi jati yang memayungi [ingkang amayungi], Jalaraban jati yang dipakai untuk membuat tempat tidur [pagulingan], Jampinang jati kesturi [kasturen], Jajablag kayu jati yang dipergunakan untuk alat musik [kemung], Jalakinda jati peringatan [pepeling], Jambor jati winrangsang, Jaler bagian dalam pohon jati [puluk], Janggan itu jati kembang, Jarag itu cabang yang dekat batang pohon [pange parek ewit], Jangrem yang berada di pucuk [pang pupucukan]. Jamalih jati yang dipakai untuk tempat jenazah [katil], Jamarinten jati yang dipakai untuk meja [den anggo meja], Jawiyat jati yang dipakai untuk membuat langit-langit [loloteng], Jamrud pinggang jati [tambakur], Jangkilengeng jati yang dipakai untuk pemukul [pupukul], Jangles jati yang dipakai untuk bantal, Janbiya yang dipakai untuk membuat kursi kayu, Jabal Kap jati ngaragomang, Jalalullah jati yang atulis haji, Jalameng jati arca. Jahopak yang dibuat papan tipis, Jamrut itu jati yang dipakai untuk tombak [wawatang], Janguk jati berlubang di tengahnya [bolong mangleng], Jampeng jati yang dipakai untuk penutuk/pemukul [tatabu], Jabar Hud jati yang sangat mulus [mulus kulimis], Jampiling jati onta, Jara jati darah [marus], Jaruga jati yang besar [wadag], Japuri yang dipakai untuk peti persembahan [pangapti], Jangres jati bungalan. (Selesai).